VIVAnews - Sejak awal Februari, Balai Arkeologi Medan yang bekerja sama dengan lembaga penelitian asal Prancis melakukan ekskavasi arkeologi di Situs Kota China, Payah Pasir, Medan, Sumatera Utara. Ekskavasi dilakukan di sejumlah titik situs yang diduga berasal dari abad 11 itu.
Dari hasil ekskavasi, ditemukan sejumlah pecahan keramik dan gerabah dari abad 11 hingga 14. Asal temuan pun beragam. Ada yang diduga berasal dari India Selatan, Asia Daratan, dan China.
Dari hasil ekskavasi, ditemukan sejumlah pecahan keramik dan gerabah dari abad 11 hingga 14. Asal temuan pun beragam. Ada yang diduga berasal dari India Selatan, Asia Daratan, dan China.
Lihat temuannya dalam video di tautan ini.
Temuan ini mengungkap bahwa situs merupakan sebuah lokasi yang pernah jadi pusat perdagangan dan permukiman. Ini diperkuat dengan keberadaan wihara kecil yang berusia tua dan diduga sebagai salah satu peninggalan dari masa itu.
"Aktivitasnya sudah cukup kompleks. Dari ragam artefak situs ini sudah kosmopolit pada masa itu. Dalam artian, pendukung budayanya dari beragam latar belakang, baik agama atau kebangsaan," kata arkeolog Ery Soedewa.
Sejumlah temuan hasil ekskavasi ini kemudian disimpan di dekat lokasi ekskavasi. Situs Kota China pertama kali ditemukan oleh arkeolog asal Inggris, Edmund Edward McKinnon pada 1972. (art)
• VIVAnews
"Aktivitasnya sudah cukup kompleks. Dari ragam artefak situs ini sudah kosmopolit pada masa itu. Dalam artian, pendukung budayanya dari beragam latar belakang, baik agama atau kebangsaan," kata arkeolog Ery Soedewa.
Sejumlah temuan hasil ekskavasi ini kemudian disimpan di dekat lokasi ekskavasi. Situs Kota China pertama kali ditemukan oleh arkeolog asal Inggris, Edmund Edward McKinnon pada 1972. (art)
Komentar
Posting Komentar